Fenomena Gangster Kata Sosiolog, Resistansi Kesenjangan Sosial Hingga Haus Eksistensi

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dosen Prodi Sosiologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Sugeng Harianto merespons kemunculan aksi tawuran antargangster di Surabaya.
Aksi tawuran antargangster tersebut merupakan permasalahan sosial, yakni kenakalan remaja yang ada di Surabaya saat ini.
Menurutnya, gangster adalah sub kebudayaan menyimpang yang dikembangkan dan dilakukan anak-anak usia muda. Mereka membuka in group (kelompok dalam).
Yang dilakukan anak-anak muda tersebut merupakan resistansi terhadap kondisi masyarakat yang senjang dan tidak adil.
Anggota gangster bisa jadi dari strata sosial bawah yang sehari-hari hidup di tengah kemiskinan orang tua dan masyarakat sekelilingnya.
“Mereka sudah bosan menyaksikan masyarakatnya yang senjang, tidak adil, dan miskin,” kata Dr Sugeng beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Munculnya gangster, kata dia, bisa dilacak akarnya pada struktur sosial masyarakat.
Contohnya, seperti di Surabaya yang tak bisa dipungkiri adanya kesenjangan sosial dan ekonomi. Mereka menjadi bagian dari masyarakat yang mengalami marjinalisasi.
Dosen Sosiaolog Unesa mengomentari fenomena gangster yang bermunculan belakangan ini di Surabaya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News