Museum Musik Indonesia, Persemayaman Ribuan Karya Musisi dan Riwayatnya
Kaset dan CD tentu bukan barang asing bagi generasi baby boomers (lahir sebelum 1964), generasi X (kelahiran 1965-1980), dan generasi Y (kelahiran 1981-1995). Oleh karena itu, mereka bisa bernostalgia di MMI.
Bagaimana cara Museum Musik Indonesia mengumpulkan puluhan ribu koleksinya itu?
Menurut Hengki, sebagian besar koleksi MMI adalah sumbangan masyarakat. Kaset maupun CD lagu dangdut dan pop terlihat mendominasi koleksi MMI.
Meski demikian, banyak koleksi MMI merupakan sumbangan tokoh-tokoh kondang. Hengki lantas menyebut nama Guruh Soekarnoputra, putra Proklamator RI Bung Karno.
"Guruh Soekarno pernah ke sini, memanggung di sini dan memberikan sumbangan karyanya," ujar Hengki.
Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menyumbangkan karyanya untuk menambah koleksi MMI. "Dari Pak SBY, lagu-lagunya disumbangkan di sini juga melalui rekannya," tutur Hengki.
Pria yang selalu mengenakan ikat kepala itu menambahkan MMI pernah mendapat bantuan langsung dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB.
"Ini salah satu upaya pelestarian musik tanah air dengan mendokumentasikan musik daerah dari Aceh sampai Papua," ucapnya.
Hikayat Museum Musik Indonesia dengan koleksi karya musisi dan magnum opus lawas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News