Peringatan 15 Tahun Bencana Lumpur Lapindo, Korban Terdampak Tuntut Kejelasan
![Peringatan 15 Tahun Bencana Lumpur Lapindo, Korban Terdampak Tuntut Kejelasan - JPNN.com Jatim](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/05/31/poster-aksi-dari-komunitas-kecil-bergerak-indonesia-kkbi-m-81.jpg)
jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Sejumlah warga yang tergabung dalam Komunitas Kecil Bergerak Indonesia melakukan aksi memperingati 15 tahun bencana lumpur Lapindo pada Sabtu (29/5) lalu.
Aksi yang dinamakan ‘Babak Belur di Kota Lumpur’ itu menjadi bentuk protes penanganan bencana yang belum dirasakan warga Dusun Polo Gunting, Desa Gempol Sari, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ketua Komunitas Kecil Bergerak Indonesia Dandy Glen mengatakan warga terdampak lumpur Lapindo terpaksa menggunakan air asin yang tak layak pakai untuk kebutuhan sehari-hari.
"Sudah berbagai cara dilakukan warga untuk menyuarakan persoalan ini, tetapi justru pengabaian yang mereka dapatkan," ujar Glen saat dihubungi, Senin (31/5).
Glen mengatakan aksi itu menggambarkan betapa remuknya warga yang harus menanggung dampak praktik ekstraktif tambang tidak bertanggung jawab.
Menurutnya, bencana juga mengganggu kehidupan sekaligus ketidakpastian masa depan bagi warga.
"Kami saat itu tidak hanya memberikan kritik saja, tetapi membuat solusi kecil yang nyata untuk manfaat warga sekitar. Suplai air akan kami kirim seminggu sekali," katanya.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali berharap negara bisa hadir untuk menyelesaikan masalah bencana lumpur Lapindo yang sudah diambil alih oleh pemerintah pusat.
Sejumlah warga yang tergabung dalam Komunitas Kecil Bergerak Indonesia melakukan aksi memperingati 15 tahun bencana lumpur Lapindo pada Sabtu (29/5).
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News