Kisah Dua Srikandi
Nama Risma langsung masuk ke orbit nasional. Dia dijagokan untuk menggantikan Anies Baswedan sebagai gubernur DKI.
Kalau nasib mujur, Risma bisa saja menjadi salah satu kandidat calon presiden atau wakil presiden. Meskipun peluang itu tipis, tidak ada yang mustahil dalam politik.
Sekarang Risma masih dianggap sebagai anak indekos di PDIP, karena ada Puan sang putri mahkota maupun Puti Guntur yang 'berdarah biru' dari trah Soekarno. Sebagai keturunan Soekarno, Puan dan Puti mendapat privilese trahing kusuma rembesing madu.
Risma sebagai political novice atau pendatang baru di politik harus sabar menunggu giliran urut kacang.
Dibanding Risma, Khofifah bisa dibilang lebih matang secara politik. Dia punya basis kuat sebagai ketua muslimat NU.
Sama dengan emak-emak pada umumnya, anggota Muslimat juga militan dan menjadi sumber the power of emak-emak yang powerful.
Jaringan emak-emak Muslimat inilah yang menjadi basis dukungan Khofifah untuk maju dalam Pilgub Jatim untuk kali ketiga pada 2019. Akhirnya Khofifah berhasil juga mengalahkan petahana Saifullah Yusuf yang didukung PDIP.
Pada dua perhelatan pilgub Jatim sebelumnya, Khofifah hanya kalah tipis. Malah banyak yang menyebut Khofifah nyaris menang.
Kepemimpinan politik perempuan di Jawa Timur cukup menonjol. Ada dua Srikandi yang belakangan ini namanya muncul secara konsisten dalam survei capres dan cawapr
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News