Oh Ternyata Ini Alasan Arema FC Pilih Tes Kinetik Ketimbang VO2 Max, Masuk Akal!
"Kami mau injury prevention (pencegahan cedera). Kan ada tes keseimbangan penggunaan kaki kanan dan kiri, ada lompatan juga supaya kami tahu bisa balance," tuturnya.
"Jangan sampai pemain kaki kanan saja yang kuat tapi kaki kiri jadi beban lalu cedera," imbuh Yanuar.
Selain itu, tes kinetik juga menjadi salah satu patokan di level mana sepak bola yang bisa dimainkan para pemain.
Dia memberi contoh bahwa otot hamstring para pemain di Premier League mampu mengangkat beban sampai 400 newton.
"Di Indonesia, rata-rata 335-350 newton. Dari data tersebut, kami bisa tahu bahwa kalau kami mau bermain di sana, gapnya kejauhan. Jadi, kami harus mengejar itu untuk bisa sampai ke sana," ucapnya. (antara/faz/jpnn)
Tidak sekonyong-konyong, pelatih Arema FC menentukan untuk lebih memilih tes kinetik daripada VO2 Max. Berikut pertimbangannya.
Redaktur & Reporter : Fahmi Azis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News