Petambak Garam Bantah Kelangkaan: Stok 450 Ribu Ton, Harga Malah Anjlok

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengeklaim terjadi kelangkaan garam menjelang Lebaran 2025.
Namun, klaim itu dibantah oleh para petambak garam yang justru menghadapi melimpahnya stok dengan harga anjlok.
Ketua Koperasi Sekunder Induk Garam Nasional (SIGN) Syaiful Ahbab menyebut stok garam nasional saat ini mencapai 300-450 ribu ton. Ironisnya, harga jual garam di tingkat petambak hanya berkisar Rp700-800 per kilogram, jauh di bawah biaya produksi.
“Ada penurunan harga sekitar Rp200-300 dalam dua bulan terakhir. Kami berharap pemerintah segera turun tangan menyerap produksi garam dengan harga yang layak serta memberikan jaminan pemasaran bagi stok petambak,” ujar Syaiful, Sabtu (29/3).
Syaiful mengatakan para petambak mendukung penuh kebijakan pemerintahan Prabowo dalam mewujudkan swasembada garam nasional. Salah satu langkah strategisnya adalah mengurangi ketergantungan impor secara bertahap mulai 2025 hingga 2027.
“Sebagai bentuk dukungan, kami para petambak nasional siap meningkatkan produksi dengan memanfaatkan teknologi, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri dan farmasi,” jelasnya.
Seluruh Koperasi Primer yang tergabung dalam Koperasi Induk Garam Nasional (SIGN) juga optimistis kebijakan pemerintah dalam swasembada pangan, khususnya garam, akan memberikan dampak positif bagi petambak lokal.
“Dengan inovasi, kreativitas, dan kolaborasi berbagai pihak, Indonesia diharapkan bisa mandiri dan berdaulat dalam sektor pangan, termasuk garam,” katanya.
Garam tak langka, petambak justru mengeluhkan harga jatuh di bawah biaya produksi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News