Kemiskinan Ekstrem di Jatim Turun Signifikan, Khofifah Klaim Sisa 0,82 Persen
Program renovasi rumah tidak layak huni (rutilahu) sejak 2019-2023 sebanyak 33.745 unit dengan total anggaran Rp402 miliar bekerja sama dengan Kodam V Brawijaya dan Lantamal V Surabaya.
Kemudian program elektrifikasi atau penyambungan listrik bagi 16.780 rumah tangga miskin sejak 2019-2023.
Penurunan kemiskinan ekstrem di Jatim, kata dia, juga didorong peningkatan pendapatan penduduk miskin melalui kegiatan produktif yang didukung permodalan UMKM.
Beberapa program itu di antaranya Prokesra dengan plafon maksimal Rp50 juta per debitur dan sudah terealisasi pinjaman murah bagi 8.941 UMK dengan subsidi bunga.
“Pelaku usaha ultra mikro dan mikro hanya menanggung beban bunga pinjaman tiga persen per tahun dengan jangka kredit maksimal 36 bulan,” ucapnya.
Bantuan usaha juga digelontorkan kepada 6.478 untuk pelaku usaha ultra mikro selama tahun 2022 dan 2023 dengan nilai antara Rp600 ribu-Rp2 juta yang pembiayaannya dari Baznas Provinsi Jatim dan masih banyak lagi.
“Apabila masyarakat Jatim kembali memberi amanat kepada kami, program tersebut akan terus berlanjut dan bertambah sehingga angka kemiskinan ekstrem nol persen,” pungkasnya. (mcr12/jpnn)
Khofifah mengeklaim angka kemiskinan di Jatim tersisa 0,82 persen berkat program-program yang dijalankan selama menjabat sebagai gubernur.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News