Mahasiswa Ubaya Ciptakan Board Game Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual
Adapun cara bermainnya, setiap anak melempar dadu untuk menentukan arah pion. Setiap langkah, anak akan mengambil satu kartu dari dua tumpukan kartu, yakni merah dan biru.
“alam tumpukan kartu ada pertanyaan benar atau salah dan pertanyaan terbuka. Anak akan dibimbing orang dewasa, seperti guru atau orang tua untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut. Materinya dapat dibaca pada kertas instruksi yang telah disediakan,” tuturnya.
Pembuatan board game ini memerlukan waktu selama sepuluh bulan. Carolyn mengungkapkan, kesulitan yang dialami ada pada penyesuaian bahasa.
Mereka harus membuat kalimat yang bahasanya mudah dipahami oleh anak. Walakin, mereka mendapat bantuan dari tiga orang ahli dalam bidang psikologi sosial dan perkembangan anak yang merupakan dosen Fakultas Psikologi Ubaya.
Saat ini, karya mereka telah dilirik oleh dua sekolah di Jawa Timur. Mereka juga memproduksinya untuk digunakan di Laboratorium Psikologi Umum Ubaya.
“Ke depannya board game ini akan coba kami kembangkan secara lebih spesifik sesuai kebutuhan anak. Harapannya dapat dipakai secara luas oleh anak-anak di Indonesia,” pungkas Carolyn. (mcr12/jpnn)
Dua mahasiswa Ubaya Cherlyn Gabriella Tandri dan Carolyn Angelica membuat board game edukasi pencegahan kekerasan seksual anak.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News