Data Terbaru Penderita HIV AIDS di Surabaya, Mungkin Anda Kaget
Selain itu, lanjut dia, Komisi D juga meminta Dinkes Surabaya untuk lebih proaktif dalam penanganan para penderita agar tak makin menulari.
"Dinkes juga perlu menjalin kerja sama yang baik dengan OPD terkait, para perusahaan, dan masyarakat untuk menguatkan informasi ini mengingat penderita didominasi oleh kelompok usia pekerja atau karyawan," ujar Khusnul.
Legislator PDIP itu mengungkapkan ada sekitar Rp3 miliar yang dialokasikan oleh dinkes dalam pos penanggulangan penyakit menular dan tidak menular.
Anggaran tersebut, salah satunya, digunakan untuk menyuplai antiretroviral (ARV).
ARV adalah obat yang didistribusikan dari pusat untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak terdeteksi.
"Obat ARV ini harus rutin dikonsumsi oleh penderita sebagai salah satu upaya atau treatment bagi mereka," ujar dia.
Mendapati hal itu, Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina tidak memungkiri adanya penambahan kasus HIV/AIDS di Surabaya.
Dia menyebut, penderita tersebar di seluruh Surabaya, tetapi paling banyak berada di Kecamatan Wonokromo.
Sejumlah fakta mengejutkan tampak dalam data terbaru penderita HIV/AIDS di Surabaya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News