Almarhum Serda Diyut: Seandainya Terjadi Apa-Apa, Jasadku Ingin di Pangkuan Ibunda
Dia tidak memiliki firasat apapun kala terakhir bertemu putranya, Minggu (18/4), sampai kabar hilangnya KRI Nanggala-402 dan pernyataan terakhir Marsekal Hadi.
Baca Juga:
Barulah setelah itu, Sartiningsih memimpikan Diyut pulang ke rumah dengan mengenakan celana loreng TNI dan kaos putih.
Entah apa yang bisa ditafsirkan dari mimpinya itu, Sartiningsih hanya bisa berserah dan berdoa semoga Diyut dan awak kapal lainnya segera ditemukan.
Helen, istri Diyut, melakukan kontak terakhir dengan suami pada Selasa (20/4) malam lewat pesan WhatsApp. Namun, setelah itu, tidak bisa menghubungi.
Dia ingat sebelum berangkat naik bus bertolak dari Madiun ke Surabaya, Minggu (18/4), suami sempat menyampaikan firasat tidak enak dalam tugasnya kali ini.
Mendiang berkali-kali berpesan padanya, "Minta doanya ya, Bunda!"
Menurutnya, ungkapan tersebut tidak pernah suami katakan saat hendak tugas berlayar sebelumnya.
Serda Diyut menikahi Helen pada 2009 dan dikaruniai dua anak. Pertama perempuan berusia 11 tahun, yang kedua laki-laki lima tahun. (antara/mcr13/jpnn)
Perpisahan tidak pernah mudah. Begitu pula yang dirasakan keluarga awak KRI Nanggala-402 Serda Diyut Subandriyo.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News