Ulah Manusia, 90 Persen Mata Air di Tulungagung Rusak, Kekeringan Melanda
jatim.jpnn.com, TULUNGAGUNG - Forum Komunitas Hijau Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menyatakan jumlah mata air yang rusak bahkan menghilang mencapai 90 persen dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Dia memperkirakan pada 1999, sumber air yang ada di Tulungagung berjumlah 2000-an titik. Namun, saat dilakukan pendataan kembali pada 2018, jumlahnya menurun drastis tinggal 200-an titik.
"Jadi, ada sekitar 90 persen mata air yang mati selama 20 tahun terakhir," ujar Karsi, Sabtu (3/7)
Baca Juga:
Dia menduga sebagian besar faktor matinya sumber air tersebut akibat ulah manusia. Dimulai, dari buruknya pemanfaatan lingkungan, masifnya pembangunan infrastruktur, penggundulan hutan tanpa diimbangi dengan penanaman pohon dalam skala yang sama (reboisasi).
Faktor-faktor tersebut yang menjadi penyebab menurunnya pasokan air resapan ke dalam tanah. Imbasnya, berbagai bencana terjadi, antara lain, banjir, tanah longsor, kekeringan dan tentu saja matinya mata air.
Menurut Karsi, imbas lebih lanjut darinya mata air itu mengakibatkan sejumlah wilayah di Tulungagung mengalami kekeringan dan kesulitan air saat musim kemarau.
Dia menilai langkah penyuplaian air bersih saat kemarau di Tulungagung bukanlah solusi mengatasi krisis kekeringan.
"Satu-satunya cara, yakni merestorasi mata air," tutur Karsi.
Forum Komunitas Hijau Tulungagung, Jawa Timur menyatakan jumlah mata air yang rusak bahkan menghilang mencapai 90 persen dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News