Dekat dengan Perkampungan Penduduk, Lokasi Rumah Sehat Dipindah
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sejumlah warga Surabaya, Jawa Timur menolak keberadaan rumah sehat di lingkungan tempat tinggal mereka lantaran takut tertular COVID-19.
"Intinya, mereka tidak mau kampungnya ditempati untuk isolasi mandiri (isoman)," kata salah satu tokoh agama sekaligus Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Gubeng Chusaini, Senin (26/7).
Penolakan tersebut beberapa kali terjadi. Seperti warga di Kelurahan/Kecamatan Gubeng sebelumnya menolak gedung SDN Gubeng I/204 digunakan sebagai tempat isolasi lantaran posisinya berada di tengah perkampungan padat penduduk.
Terlebih akses kendaraan di wilayah itu pun dinilai kurang mendukung, sehingga warga kemudian mengajukan beberapa opsi tempat lain untuk dijadikan sebagai rumah sehat.
Warga bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Gubeng akhirnya menyetujui rumah sehat ditempatkan di aset milik Pemkot Surabaya yang berada di Jalan Nias No. 110.
Pemindahan lokasi rumah sehat juga terjadi di Kelurahan Gading, Kecamatan Tambak Sari hingga kemudian lokasi terpilih di gedung SDN Gading III No. 179.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya memaparkan sebenarnya Rumah Sehat didirikan di tiap RW. Namun, karena keterbatasan tempat dan jumlah satgasnya, maka dibentuk di tingkat kelurahan.
"Rumah sehat merupakan bentuk upaya Pemkot Surabaya dalam memutus penyebaran COVID-19. Terutama mencegah penularan pada klaster keluarga," tutur Eri. (antara/mcr13/jpnn)
Sejumlah warga Surabaya, Jawa Timur menolak keberadaan rumah sehat di lingkungan tempat tinggal mereka lantaran takut tertular COVID-19.
Redaktur & Reporter : Fahmi Azis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News