HUPI Gelar Diskusi Bahas Konflik HAM Masyarakat Muslim Uyghur di China
jatim.jpnn.com, JAKARTA - Pentingnya peran generasi muda Indonesia dalam memperjuangkan isu-isu kemanusiaan di kancah internasional. Salah satunya, isu terkait konflik masyarakat muslim Uyghur di China.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Humanity United Project Indonesia (HUPI), Hotmartua Simanjuntak dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Mengurai Konflik Uighur: Pendekatan Moderat untuk Mewujudkan Kebebasan dan Perdamaian di Jakarta.
“Sebagai bangsa dengan kebijakan luar negeri yang bebas aktif, kita memiliki tanggung jawab moral untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan di tingkat global,” kata Hotmartua tertulis, Rabu (4/9).
“Amanat undang-undang dasar menegaskan bahwa penjajahan harus dihapuskan karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Pancasila, khususnya sila kedua, juga menegaskan kewajiban kita untuk menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab,” imbuh dia.
Dalam kegiatan ini, juga mengundang sejumlah tokoh internasional dan nasional, antara lain Uyghur Human Rights Project (UHRP) Omer Kanat, World Uyghur Congress (WUC) Adil Cinar, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI MPO) Mahfud Khanafi dan aktivis perempuan Diana Putri.
Hotmartua menyebut HUPI tidak memihak pada satu sisi manapun, melainkan berdiri dengan sudut pandang kemanusiaan dan aktivisme pemuda.
“Kami ingin berkontribusi memberikan sudut pandang yang berbeda atas perhatian terhadap isu-isu internasional tanpa harus melewati koridor-koridor, setidaknya dengan dasar undang-undang 1945 dan Pancasila,” ungkapnya.
Sementara itu, Omer Kanat mengungkapkan fakta mengejutkan terkait upaya pemerintah Cina dalam menghapus identitas Islam di Xinjiang.
HUPI ungkap pentingnya generasi muda Indonesia dalam memperjuangkan isu internasional, salah satunya konflik masyarakat musil Uyghur di China.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News